ALAMAT TOKO

Untuk saat ini Toko Johan menempati sebuah bangunan permanen dua lantai dengan status sewa dengan alamat lengkap sebagai berikut:


Jalan Gunung Merbabu No.14
Samarinda
Kalimantan Timur
Indonesia

Telphone. 0541.737024

Lanjut membaca “ALAMAT TOKO”  »»

RIWAYAT SINGKAT

Cikal bakal dari Toko Johan diawali dari sebuah kios kecil; 2 x 3 m2; yang terletak di seblah kapel di dalam kompleks Rumah sakit Dirgahayu. Kala itu tepat tanggal 31 Maret 2008. Dengan semangat yang ber-api-api saya membuka usaha saya pada hari pertama sekitar pukul 15.oo wita. Modal kala itu masih "kosong" tekad dan semangat. Hari pertama tidak ada barang yang bisa saya jual selain Air mineral merk 'AQUA' sekitar 36 botol. Padahal waktu itu masih terasa aneh berjualan air putih.


Cukup lumayan juga perjuangan saya membangun usaha dengan modal sekitar 5 juta saja kala itu. Terbukti dengan perjalanan usaha sekitar 3 bulan pertama barang-barang dalam kios bisa kelihatan banyak dan cukup variatif. Sehingga bisa mendukung penyediaan kebutuhan pengunjung rumah sakit dan sekitar 400 karyawan dilingkungan rumah sakit.

Sebagaimana planning saya harus punya tempat usaha di luar komplek, maka tahun 1999 saya mencoba membuka usaha di rumah kontrakan untuk nenek dan mama saya di Teluk Lerong gang kyai. Sayang memang, usaha yang saya coba kembangkan itu tidak bisa berkembang. Mungkin karena kala itu saya tidak mengelola secara langsung, akan tetapi menyerahkan kepada kakak dan adik saya.

Masuk tahun Maret 2000 saya kembali memberanikan diri untuk membuka usaha lagi sebagai pengembangan dari yang sudah ada. Lokasi yang saya ambil adalah di Rumah Ibu Amat sate. Posisinya sebenarnya bagus sekali, di perempatan jalan merbabu-arjuna-semeru dan bukit barisan.

Besar harapan saya bahwa si empunya bangunan bisa meberi kelonggaran bagi saya untuk menyewa ruangan belakang tempat yang saya sewa. Maklum ruang yang saya sewa hanya berukuran 3mx4m saja. Jadi kurang berpotensi untuk menampung banyak barang. Apa mau di kata, pemilik rumah tidak berkenan, malahan di tembok bata belakang ruangan yang saya sewa. Jadi pupus sudah harapan. Ditambah dengan kejadian sekitar bulan oktober, dimana saya menemukan bahwa orang yang saya percaya untuk mengelola usaha malahan jadi pagar makan tanaman. Paling hebatnya lagi toko saya itu di jebol 'maling' dan dikuras habis rokok dan barang-barang yang berharga mahal.

Sekitar Januari 2001, masih di jalan merbabu, berjarak sekitar 200 meter saya mendapat tempat usaha lagi. Tepatnya jalan Merbabu no.32. Sebuah bangunan yang di bawah kekuasaan Haji Rusli, saya sewa sebesar 7,5 setahun.

Karena filing semakin bermain, saya cukup lumayan investasi. Sekitar 20 juta saya gulirkan untuk merehap bangunan yang ala kadarnya itu untuk layak digunakan sebagai tempat usaha. Mulai dari urug - mengecor - sampai mengganti atap sengnya serta dinding yang habis lapuk dimakan tikus dan rayap.

Disini pula saya mulai belajar membuiat toko yang semi swalayan; pembeli bisa masuk dan memilih barang sendiri. Dari sini pula saya memberanikan diri untuk memploklamirkan nama usaha "JOHAN" maka lahirlah Toko Johan tepat pada 17 Maret 2001.

Seiring dengan waktu yang bergulir terus tanpa saya sadari. Kegiatan usaha toko saya makin padat. Banyak tantangan yang muncul. Salah satu yang terasa betul kala itu adalah gejolak lingkungan terhadap usaha saya dalam rumah sakit.

Waktu pertama saya merintis usaha di kios tersebut, tidak ada satupun karyawan yang mau melirik. Setelah nampak berisi, mulailah 'semut-semut' liar mau merampoknya. Puncak dari gejolak tersebut adalah dimana kios saya tidak lagi di perbolehkan untuk menikmati aliran listrik. Padahal saya selalu membayar 'jatah' sesuai mereka minta. Lebih sakit lagi saya difitnah, lampu listrik di kapel mati saat misa berlangsung karena saya menggunakan. Padahal tidak ada peningkatan penggunaan daya di dalam kios saya, tetap untuk menyalakan satu buah lampu neon 40 watt, satu bolam 10 watt, satu kulkas pendingin, satu friser Campina, serta taperecorder.

Dengan kejadian tersebut sempat saya berjualan tanpa listrik, hanya menggunakan lilin sekitar 3 bulan. Di akhiri dengan kegiatan maling yang membobol kios saya pada malam hari. Heran memang, sebuah rumah sakit yang tidak pernah sepi, terang benderang serta berjibun petugas security, bisa di langkahi maling. Tidak malu memang.... Tapi mungkin benar kata mereka kala itu menanggapi kejadian itu "Ndak apa-apa Pak Johan, kan untungnya sudah banyak!" Ingat betul saya dengan muka setan yang mengatakan demikian itu.

Bulan Mei 2003 saya melapaskan tempat usaha saya di dalam rumah sakit itu untuk di perebutkan semut. Kegiatan utama saya juga berfocus pada usaha saya di merbabu. Apalagi sejak tahun 2002 saya sudah melepas kerja kantor saya. Ditambah dengan kesediaan isteri saya untuk melepas titel perawatnya untuk membantu menjalankan usaha.

Kekalutan muncul kembali pada akhir 2008. Saya diusir oleh pemilik tempat yang saya tempati. Hanya karena tergiur dengan usaha yang sedang berjalan dia rela mengusir saya dari tempat yang telah saya pelihara dengan baik. Lebih canggih memang orang yang begitu mumpuni di bidang hukum, sama sekali tidak tahu aturan dan mati rasa. Saya tidak diberi kesempatan untuk bersiap-siap dan di suruh meninggalkan semua rak-rak jualan saya tanpa kompensasi ha...ha...ha...ha..

Terhitung 1 Januari 2008 saya mendapat tempat di sebelah tempat lama saja. Hanya di pisahkan oleh jalan masuk ke kompleks guru-guru di YP3R. Meski sempat vacum kegiatan berjualan selama beberapa waktu karena menyiapkan tempat. Tepat 23 Januari 2008; Toko Johan kembali beroperasi untuk melayani konsumen. Bertempat di sebuah Bangunan No.14 Jalan Gunung Merbabu Samarinda Kalimtantan Timur

Puji Tuhan

Lanjut membaca “RIWAYAT SINGKAT”  »»